Jumat, 27 Desember 2013

Pengaruh Kelas Sosial dan Status



1.      PENGERTIAN KELAS SOSIAL
Kelas sosial adalah serangkaian konsep dalam ilmu-ilmu sosial dan teori politik berpusat pada model stratifikasi sosial di mana seseorang dikelompokkan ke dalam seperangkat kategori sosial hirarkis.Kelas adalah obyek penting dari analisis untuk sosiolog, ilmuwan politik, antropolog dan sejarawan sosial. Namun, tidak ada konsensus mengenai definisi terbaik dari “kelas” panjang, dan istilah memiliki makna kontekstual yang berbeda.
Dalam bahasa umum, “kelas sosial”, merupakan istilah yang biasanya identik dengan “kelas sosial-ekonomi,” didefinisikan sebagai: “orang yang memiliki status sosial, ekonomi, atau pendidikan yang sama,” misalnya, “kelas pekerja”; “bermunculan profesional kelas
Kelas sosial terbagi menjadi kelas atas, kelas menengah dan kelas bawah. Pada prinsipnya, jika setiap atribut manusia diciptakan dalam suatu masyarakat dapat dibagi menjadi kelas-kelas sosial yang berbeda maka kelas sosial tersebut dapat dibagi berdasarkan pekerjaan, pendidikan, pendapatan, pengaruh politik, asal negara, jenis kelamin.
Pengertian kelas sejalan dengan pengertian lapisan tanpa harus membedakan dasar pelapisan masyarakat tersebut. Kelas Sosial atau Golongan sosial mempunyai arti yang relatif lebih banyak dipakai untuk menunjukkan lapisan sosial yang didasarkan atas kriteria ekonomi. Jadi, definisi Kelas Sosial atau Golongan Sosial ialah: Sekelompok manusia yang menempati lapisan sosial berdasarkan kriteria ekonomi.
Klasifikasi Kelas Sosial Pembagian Kelas Sosial terdiri atas 3 bagian yaitu :
A. Berdasarkan Status Ekonomi.
1. Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi kelas atau golongan:
Ø  Golongan sangat kaya merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat. Mereka terdiri dari pengusaha, tuan tanah dan bangsawan.
Ø  Golongan kaya merupakan golongan yang cukup banyak terdapat di dalam masyarakat. Mereka terdiri dari para pedagang, dsbnya.
Ø  Golongan miskin merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat. Mereka kebanyakan rakyat biasa.

2. Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi 3 golongan, yakni :
Ø  Golongan kapitalis atau borjuis : adalah mereka yang menguasai tanah dan alat produksi.
Ø  Golongan menengah : terdiri dari para pegawai pemerintah.
Ø  Golongan proletar : adalah mereka yang tidak memiliki tanah dan alat produksi. Termasuk didalamnya adalah kaum buruh atau pekerja pabrik.
Menurut Karl Marx golongan menengah cenderung dimasukkan ke golongan kapatalis karena dalam kenyataannya golongan ini adalah pembela setia kaum kapitalis. Dengan demikian, dalam kenyataannya hanya terdapat dua golongan masyarakat, yakni golongan kapitalis atau borjuis dan golongan proletar.

3. Pada masyarakat Amerika Serikat, pelapisan masyarakat dibagi menjadi 6 kelas yakni :
Ø  Kelas sosial atas lapisan atas ( Upper-upper class): keluarga-keluarga yang telah lama kaya.
Ø  Kelas sosial atas lapisan bawah ( Lower-upper class): belum lama menjadi kaya
Ø  Kelas sosial menengah lapisan atas ( Upper-middle class): pengusaha, kaum professional Kelas sosial
Ø  Kelas sosial menengah lapisan bawah ( Lower-middle class) : pegawai pemerintah, kaum semi profesional, supervisor, pengrajin terkemuka
Ø  Kelas sosial bawah lapisan atas ( Upper lower class): pekerja tetap (golongan pekerja)
Ø  Kelas sosial lapisan sosial bawah-lapisan bawah ( Lower-lower class) : para pekerja tidak tetap, pengangguran, buruh musiman, orang bergantung pada tunjangan.

4. Dalam masyarakat Eropa dikenal 4 kelas, yakni:
Ø  Kelas puncak (top class)
Ø  Kelas menengah berpendidikan (academic middle class) Kelas menengah ekonomi (economic middle class)
Ø  Kelas pekerja (workmen dan Formensclass)
Ø  Kelas bawah (underdog class) 

B. Berdasarkan Status Sosial
Kelas sosial timbul karena adanya perbedaan dalam penghormatan dan status sosialnya. Misalnya, seorang anggota masyarakat dipandang terhormat karena memiliki status sosial yang tinggi, dan seorang anggota masyarakat dipandang rendah karena memiliki status sosial yang rendah. Contoh : Pada masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi dalam empat kasta, yakni Brahmana, Satria, Waisya dan Sudra. Ketiga kasta pertama disebut Triwangsa. Kasta keempat disebut Jaba. Sebagai tanda pengenalannya dapat kita temukan dari gelar seseorang. Gelar Ida Bagus dipakai oleh kasta Brahmana, gelar cokorda, Dewa, Ngakan dipakai oleh kasta Satria. Gelar Bagus, I Gusti dan Gusti dipakai oleh kasta Waisya, sedangkan gelar Pande, Khon, Pasek dipakai oleh kasta Sudra.

C. Berdasarkan Status Politik Secara politik
kelas sosial didasarkan pada wewenang dan kekuasaan. Seseorang yang mempunyai wewenang atau kuasa umumnya berada dilapisan tinggi, sedangkan yang tidak punya wewenang berada dilapisan bawah. Kelompok kelas sosial atas antara lain: – pejabat eksekutif, tingkat pusat maupun desa. – pejabat legislatif, dan – pejabat yudikatif. Pembagian kelas-kelas sosial dapat kita lihat dengan jelas pada hirarki militer.
·         Kelas Sosial Atas (perwira) Dari pangkat Kapten hingga Jendral
·         Kelas sosial menengah (Bintara) Dari pangkat Sersan dua hingga Sersan mayor
·         Kelas sosial bawah (Tamtama) Dari pangkat Prajurit hingga Kopral kepala

2.      PENGERTIAN STATUS SOSIAL
Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah.
Status sosial sering pula disebut sebagai kedudukan atau posisi, peringkat seseorang dalam kelompok masyarakatnya. Pada semua sistem sosial, tentu terdapat berbagai macam kedudukan atau status, seperti anak, isteri, suami, ketua RW, ketua RT, Camat, Lurah, Kepala Sekolah, Guru dsbnya. Dalam teori sosiologi, unsur-unsur dalam sistem pelapisan masyarakat adalah kedudukan (status) dan peranan ( role). Kedua unsur ini merupakan unsur baku dalam pelapisan masyarakat. Kedudukan dan peranan seseorang atau kelompok memiliki arti penting dalam suatu sistem sosial.
Sistem sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik dan tingkah laku individu-individu dalam masyarakat dan hubungan antara individu dan masyarakatnya. Status atau kedudukan adalah posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial atau kelompok masyarakat.
Cara-cara memperoleh status atau kedudukan adalah sbb :
 1. Ascribed Status adalah keuddukan yang diperoleh secara otomatis tanpa usaha. Status ini sudah diperoleh sejak lahir. Contoh: Jenis kelamin, gelar kebangsawanan, keturunan, dsb.
2. Achieved Status adalah kedudukan yang diperoleh seseorang dengan disengaja. Contoh: kedudukan yang diperoleh melalui pendidikan guru, dokter, insinyur, gubernur, camat, ketua OSIS.
3. Assigned Status merupakan kombinasi dari perolehan status secara otomatis dan status melalui usaha. Status ini diperolah melalui penghargaan atau pemberian dari pihak lain, atas jasa perjuangan sesuatu untuk kepentingan atau kebutuhan masyarakat. Contoh: gelar kepahlawanan, gelar pelajar teladan, penganugerahan Kalpataru dsb.

Sumber:

Rabu, 20 November 2013

KEPRIBADIAN, NILAI dan GAYA HIDUP

1.      Kepribadian

Kepribadian (personality) bukan sebagai bakat kodrati, melainkan terbentuk oleh proses sosialisasi Kepribadian merupakan kecenderungan psikologis seseorang untuk melakukan tingkah laku social tertentu, baik berupa perasaan, berpikir, bersikap, dan berkehendak maupun perbuatan.

Teori Kepribadian

            Teori ini merupakan salah satu unsur penting dari setiap pengetahuan ilmiah atau ilmu, termasuk psikologi kepribadian. Tanpa teori kepribadian usaha memahami perilaku dan kepribadian manusia pasti sulit untuk dilaksanakan. Apakah yang dimaksud dengan teori kepribadian ? Menurut Hall dan Lindzey (Koeswara, 1991 : 5), teori kepriadian adalah sekumpulan anggapan atau konsep-konsep yang satu sama lain berkaitan mengenai tingkah laku manusia.
                                          
·                  Dimensi-dimensi Teori Kepribadian

Setiap teori kepribadian diharapkan mampu memberikan jawab atas pertanyaan sekitar apa, mengapa, dan bagaimana tentang perilaku manusia. Untuk itu setiap teori kepribadian yang lengkap, menurut Pervin (Supratiknya, 1995 : 5-6), biasanya memiliki dimensi-dimensi sebagai berikut :

a.     Pembahasan tentang struktur, yaitu aspek-aspek kepribadian yang bersifat relatif stabil dan menetap, serta yang merupakan unsur-unsur pembentuk sosok kepribadian.
b.   Pembahasan tentang proses, yaitu konsep-konsep tentang motivasi untuk menjelaskan dinamika tingkah laku atau kepribadian.
c.   Pembahasan tentang pertumbuhan dan perkembangan, yaitu aneka perubahan pada struktur sejak masa bayi sampai mencapai kemasakan, perubahan-perubahan pada proses yang menyertainya, serta berbagai faktor yang menentukannya.
d.    Pembahasan tentang psikopatologi, yaitu hakikat gangguan kepribadian atau tingkah laku beserta asal-usul atau proses perkembangannya.
e.   Pembahasan tentang perubahan tingkah laku, yaitu konsepsi tentang bagaimana tingkah laku bisa dimodifikasi atau diubah.

2.      Nilai-nilai Individu

Berdasarkan kepada analisisnya Freud mengemukakan bahwa nilai-nilai individu kepribadian manusia terdiri dari 3 sistem yang saling mempengaruhi yaitu id, superego, dan ego :


a.       ID
Id dirumuskan sebagai “gudang” dari berbagai dorongan primitif dan impulsif berupa kebutuhan fisiologis dasar seperti rasa haus, lapar, dan seks yang diusahakan individu untuk segera dipenuhi, terlepas dari bagaimana cara yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan itu.
b.      Superego
Sedangkan superego dirumuskan sebagai pernyataan diri individu mengenai moral dan kode eti k yang berlaku di dalam masayarakat. Peran superego adalah menjaga agar individu tersebut memuaskan kebutuhan dengan cara yang dapat diterima masyarakat.
c.       Ego
Terakhir, yaitu ego, merupakan pengendalian individu secara sadar. Fungsinya sebagai pemantau dalam diri manusia yang berusaha menyeimbangkan tuntutan id yang impulsi dengan kendala sosial buadaya atas superego
                                     
3.      Konsep Gaya Hidup dan Pengukurannya

Gaya hidup adalah bagaimana seseorang menjalankan apa yang menjadi konsep dirinya yang ditentukan oleh karakteristik individu yang terbangun dan terbentuk sejak lahir dan seiring dengan berlangsungnya interaksi sosial selama mereka menjalani siklus kehidupan.
Psikografi adalah variabel-variabel yang digunakan untuk mengukur gaya hidup. Bahkan sering kali istilah psikografi dan gaya hidup digunakan secara bergantian. Beberapa variabel psikografi adalah sikap, nilai, aktivitas, minat, opini, dan demografi.

Gaya hidup terkait dengan bagaimana seseorang hidup, bagaimana menggunakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu mereka. Kepribadian menggambarkan konsumen lebih kepada perspektif internal, yang memperlihatkan karakteristik pola berpikir, perasaan dan persepsi mereka terhadap sesuatu.
Ada 3 Faktor yang mempengaruhi Gaya Hidup Konsumen :
     
a.       Kegiatan yaitu bagaimana konsumen menghabiskan waktunya.
b.      Minat yaitu tingkat keinginan atau perhatian atas pilihan yang dimiliki konsumen.
c.   Pendapat atau pemikiran yaitu jawaban sebagai respon dari stimulus dimana semacam pertanyaan yang diajukan.
d.     Pengukuran Ganda Perilaku Individu

 

Pengukuran ganda perilaku individu digunakan di dalam analisis perilaku konsumen.Kepribadian mempunyai efek atas pembelian, namun gaya hidup memiliki efek yang lebih besar.Tentu saja sumber daya seperti pendapatan dan waktu juga memberikan efek yang penting. Ancangan elektrik terhadap gaya hidup adalah yang paling praktis untuk mengembangkan strategi pemasaran.Tujuannya adalah mengerti konsumen sebaik mungkin.

 


sumber: 

http://www.wattpad.com/4249626-pengertian-perilaku-konsumen-nilai-nilai-individu


SIKAP, MOTIVASI dan KONSEP DIRI

SIKAP
Dalam mempelajari perilaku konsumen juga kita harus mempelajari sikap, motivasi dan konsep diri. Seorang pemasar harus mampu menganalisa dari setiap kejadian yang dilakukan oleh konsumen untuk menarik kesimpulan dan menggunakan metode yang akan digunakan untuk melakukan pemasaran nanti kedepannya. Sikap dalam perilaku konsumen ini pasti berbeda tiap-tiap orangnya, oleh karenanya ditinjau ulang untuk memahami setiap sikap yang diberikan konsumen agar produsen mengetahui secara garis besar keinginan dan kebutuhan konsumennya. Ada tiga komponen yang secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude) yaitu:
a.   Kognitif (cognitive). Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan menjadi dasar seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu.
b.   Afektif (affective). Menyangkut masalah emosional  subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap.Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu.
c.    Konatif (conative). Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku dengan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi (Notoatmodjo ,1997).

MOTIVASI
Selanjutnya mempelajari motivasi yang dilakukan oleh konsumen dalam perilakunya terhadap produk yang dibeli. Selain sikap, motivasi juga mempengaruhi tindakan konsumen. Salah satu teori motivasi menurut Abraham Maslow (1943-1970) :
a.      Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
b.     Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
c.     Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki)
d.  Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan)
e.  Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya)

KONSEP DIRI
Mempelajari konsep diri, konsep diri ini dapat diambil dari perilaku konsumen yang membeli produk. Konsep diri biasanya mengandalakan kebiasaan konsumen dalam membeli sebuah produk. Seorang remaja yang menajdi konsumen pasti membeli barang-barang seperti parfum tidak mungkin membeli bumbu masak. Untuk itu konsep diri ini sudah terpogram dengan baik sesuai dengan keadaan konsumen pada saat itu.
Dalam memperkirakan perilaku konsumen dapat menggunakan data yang ada biasanya dalam bentuk kuisioner yang kemudian diolah secara ilmiah menggunakan statistik. Lalu dilakukan pembahasan agar dapat ditarik kesimpulan. Saat data yang sudah diolah disajikan dengan begitu pemasar akan lebih mudah dalam mengambil keputusan dalam memasarkan produknya.

Sumber :
http://restina-putri.blogspot.com/2013/01/sikap-motivasi-dan-konsep-diri.html