Sabtu, 27 April 2013

LELAH



Hari-harinya hanya dijalani dengan bekerja dan bekerja
Dengan semangatnya ia akan terus bekerja
Semua itu ia lakukan
Semua itu ia kerjakan
Hanya untuk sang buah hati tercinta

Sampai-sampai ia tak memikirkan dirinya sendiri
Sampai-sampai tubuhnya yang sudah renta tak mampu lagi menanggung beban
Tapi ia tetap memaksakan tubuh yang sudah tak muda lagi ini
Itu demi siapa?
Itu untuk siapa?
Untuk anak yang ia kasihi dan sayangi

Tapi apa yang anak ini lakukan?
Tapi apa yang anak ini balas kepada orang tuanya?
Hanya senang-senang setiap hari
Tanpa memikirkan orang tuanya
Hanya kata-kata yang tidak pantas diucapkan
Yang menyakitkan hati orang tua nya

Apa ini yang akan kau lakukan?
Apa ini yang akan kau perbuat?
Setelah apa yang orang tua mu lakukan
Setelah apa yang orang tua mu berikan
Sungguh anak yang durhaka

Keyakinan



Tak kata yang terucap dari bibir ini
Tak ada kegiatan yang ingin ku lakukan
Tak ada orang lain kecuali aku
Sendiri dalam tempat yang asing
Sendiri tanpa ada yang menemani

Uhhh,,
Sangat membosankan hidup tanpa ada yang menemani
Sangat menyebalkan hidup sendirian
Tapi tak ada yang bisa kuperbuat
Hanya diam dan merenung yang dapat kulakukan

 Aku harus membiasakan diri
 Aku harus beradaptasi
Aku harus bisa mandiri
Dengan teman ataupun tidak aku akan tetap menjalani hidup ini

Perang suku di Lampung



Bab I
PENDAHALUAN

1.      Latar Belakang

Indonesia adalah Negara yang memiliki berbagai macam suku, agama, budaya, ras dan bahasa yang berbeda-beda. Sehingga banyak terjadi kesalahpahaman atau gesekan yang terjadi antar masyarakat yang dapat menimbulkan konflik. Banyak daerah-daerah yang terdapat di Indonesia di tempati oleh orang-orang pendatang yang bukan penduduk asli dari daerah tsb. Sehingga terkadang banyak penduduk asli merasa terganggu dan terpinggirkan karena warga pendatang yang lebih menguasai daerahnya. Sebagai contoh daerah Lampung, dengan penduduk yang mencapai 7.608.405 (sensus 2010) ini ditempati oleh berbagai suku, selain suku asli lampung sendiri di provinsi tersebut juga banyak penduduk/suku yang berasal dari sumsel, bali, Lombok,  jawa, padang, batak, Madura, Palembang dan warga asing (China, Arab). Tentunya dengan berbaurnya berbagai macam suku tersebut maka tingkat kecenderungan untuk terjadinya konflik semakin tinggi. Sebenarnya konflik antar suku sudah sering terjadi di lampung baik antara suku lampung asli dengan bali maupun suku jawa dengan bali atau suku lampung dengan jawa.


2.      Rumusan Masalah

1)      Apa itu konflik ?
2)      Apa saja penyebab konflik di Indonesia ?


3.      Tujuan

1)      Mengetahui penyebab konflik yang terdapat di Indonesia
2)      Mengetahui penyebab konflik yang terjadi di Lampung








  Bab II
PEMBAHASAN

Konflik berasal dari kata kerja Latin configure yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses social antara 2 orang atau lebih (kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik sering terjadi di Indonesia bahkan hampir setiap hari terjadi konflik, itu biasanya disebabkan oleh   kesalahpahaman antar individu atau kelompok.  Bahkan konflik di Indonesia bisa sangat luas seperti perang antar suku, agama, budaya dan lain-lain. Seperti konflik yang terjadi di daerah Lampung, konflik itu terjadi antara suku asli Lampung dengan suku pendatang dari Bali.
Suku asli Lampung pada dasarnya bersikap sangat baik terhadap para pendatang, mereka menyambut baik kedatangan para pendatang tersebut tetapi memang terkadang para pendatang lah yang sering menyulut amarah penduduk asli lampung. Sebagai tuan rumah, suku asli lampung tentunya tidak akan tinggal diam jika mereka merasa dihina oleh suku lain apalagi hal tersebut berkaitan dengan masalah “harga diri”.
Konflik antar suku dilampung memang bukan merupakan sebuah hal baru, konflik tersebut sudah pernah terjadi sebelumnya dan pemicunya hanyalah berawal dari masalah sepele. Bahkan di tempat yang sama dengan saat ini terjadi perang suku saat ini yaitu di Sidorejo kecamatan Sidomulyo juga pernah terjadi pada bulan januari 2012 kemarin, pemicunya adalah perebutan lahan parkir. Berikut ini beberapa perang antar suku yang pernah terjadi di Lampung :
Ø  Pembakaran pasa Probolinggo Lampung Timur oleh suku bali.
Ø  29 Desember 2010 : Perang suku Jawa / Bali vs Lampung berawal dari pencurian ayam.
Ø  September 2011 : Jawa vs Lampung
Ø  Januari 2012 : Sidomulyo Lampung Selatan Bali vs Lampung
Konflik diatas adalah beberapa konflik yang terhitung besar, selain konflik besar yang pernah terjadi diatas di lampung juga sering terjadi konflik – konflik kecil antar suku namun biasanya hal tersebut masih bisa diredam sehingga tidak membesar.Dari konflik – konflik kecil tersebut timbul lah dendam diantara para suku – suku tersebut sehingga jika terjadi insiden kecil bisa langsung berubah menjadi sebuah konflik besar. Pengelompokan suku di daerah lampung memang sudah terjadi sejak lama, bahkan hal tersebut sudah terjadi sejak mereka remaja. Di beberapa sekolah didaerah lampung anak – anak suku bali tidak mau bermain / bersosialisasi dengan anak-anak suku lainnya begitu juga dengan anak-anak dari suku jawa maupun lampung. Mereka biasanya berkelompok berdasarkan suku mereka sehingga jika diantara kelompok tersebut terjadi perselisihan tentunya akan melibatkan suku mereka.
Bab III
         PENUTUP


Kesimpulan
           
            Suku, agama, ras, budaya, kepentingan, kesalahpahaman dan masih banyak lagi, itu adalah contoh dari penyebab konflik yang terjadi di Indonesia. Banyak masyarakat Indonesia yang masih berpikir bahwa suatu masalah hanya dapat diselesaikan dengan otot bukan otak. Jadi seharusnya masyarakat Indonesia bisa lebih dewasa dalam menanggapi suatu masalah agar tidak terjadi konflik. Konflik tidak akan terjadi jika masyarakat Indonesia bisa menghormati, menghargai dan toleransi terhadap orang-orang yang memiliki agama, ras, suku dan budaya yang berbeda, agar sesuatu yang tidak diinginkan tidak terjadi.


Saran

            Masyarakat Indonesia seharusnya bisa belajar dari pengalaman, bahwa konflik itu hanya mengakibatkan kerugian dan tidak membawa keuntungan. Maka dari itu masyarakat Indonesia bisa saling toleransi kepada siapa saja baik itu dari suku pendatang maupun suku asli daerah tersebut. Sehingga konflik yang terjadi di Indonesia bisa berkurang.



















DAFTAR PUSTAKA

www.lintasberita.web.id

Rabu, 03 April 2013

Ketimpangan Sosial





Waktu itu saya dalam perjalanan ke sebuah tempat rekreasi yang ada di daerah Jakarta. Dalam perjalanan saya secara tidak sengaja melihat sesuatu daerah yang menarik untuk dibicarakan. Di daerah tersebut saya melihat kea rah kanan saya terdapat perumahan mewah yang ukuran rumahnya cukup  untuk tempat tinggal 50 orang. Namun ketika saya melihat ke arah kiri, saya agak terperangah karena di sana terdapat banyak rumah-rumah kumuh yang tidak layak untuk dijadikan tempat tinggal. Saya berpikir ternyata dinegara ini masih banyak ketimpangan social yang menunjukan belum berhasilnya peran pemerintah dalam bidang social,ekonomi dll.bayangkan saja di satu sisi sebagian orang menikmati kehidupan yang serba mewah dan di sisi lain masih banyak orang-orang yang untuk kebutuhan makan sehari-hari saja susah. Dan daerah si kaya dan si miskin tersebut hanya dipisahkan oleh sebuah kali.
Saya bertanya-tanya pada diri saya sendiri  ternyata di Negara yang kekayaan alamnya sangat melimpah ini masih banyak orang-orang yang kehidupan ekonominya dibawah garis kemiskinan. Andai saja kekayaan alam yang melimpah dinegara ini bisa dimanfaatkan dengan baik dan tidak ada        oknum-oknum yang KKN mungkin orang-orang miskin akan berkurang, apalagi jika orang-orang mau menyumbangkan sebagian hartanya ke orang-orang yang kurang mampu mungkin masalah-masalah social dan ekonomi akan sedikit demi sedikit berkurang.
Siapa yang salah dalam masalah kehidupan social yang berbeda ini?  Tidak ada yang dapat disalahkan secara langsung, karena masalah ketimpangan social ini adalah masalah bersama dan harus diselesaikan secara bersama-sama. Pemarsalahan seperti kehidupan social yang berbeda antara si kaya dan si miskin tidak dapat di selasaikan seperti membalikan telapak tangan, masalah ini butuh proses yang panjang dan butuh waktu yang lama  untuk di selesaikan. Jadi butuh kerjasama antara pemerintah dengan orang-orang yang memeliki kekayaan yang lebih untuk membantu orang-orang yang kekurangan.