KELOMPOK 3
NAMA ANGGOTA :
- Achmad Lutfi Z ( 10211076 )
- Bayu Dimas .S ( 11211419 )
- Denny Nurmansyah ( 11211855 )
- Bayu Septian ( 14211787 )
- Rahma Munigar ( 14211693 )
- Taufiq Fitriandi ( 18211758 )
- Samuel Hermansyah ( 16211574 )
KELAS : 4EA20
Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma
2015
A. Pengertian Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan suatu proses organisasi dalam menilai
kinerja pegawainya. Dari hasil penilaian dapat dilihat kinerja
perusahaan yang dicerminkan oleh kinerja karyawan karena kinerja
merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi
kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam
perusahaan. Dengan demikian, penilaian kinerja merupakan hasil kerja
karyawan dalam lingkup tanggung jawabnya dan kinerja karyawan merupakan
suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai
tujuannya.
B. Tujuan Penilaian Kinerja
Suatu perusahaan melakukan penilaian kinerja didasarkan pada 2 (dua) alasan pokok, yaitu:
- Manajer memerlukan evaluasi yang objektif terhadap kinerja karyawan
pada masa lalu yang digunakan untuk membuat keputusan di bidang sumber
daya manusia di masa yang akan datang.
- Manajer memerlukan alat yang memungkinkan untuk membantu karyawannya
memperbaiki kinerja, merencanakan pekerjaan, mengembangkan kemampuan
dan keterampilan untuk perkembangan karier dan memperkuat kualitas
hubungan antar manajer yang bersangkutan dengan karyawannya.
Selain itu penilaian kinerja dapat digunakan untuk :
- Mengetahuai pengembangan, yang meliputi : (a) identifikasi kebutuhan
pelatihan, (b) umpan balik kinerja, (c) menentukan transfer dan
penugasan, dan (d) identifikasi kekuatan dan kelemahan karyawan.
- Pengambilan keputusan administratif, yang meliputi : (a) keputusan
untuk menentukan gaji, promosi, mempertahankan atau memberhentikan
karyawan, (b) pengakuan kinerja karyawan, (c) pemutusan hubungan kerja
dan (d) mengidentifikasi yang buruk.
- Keperluan perusahaan, yang meliputi : (a) perencanaan sumber daya
manusia, (b) menentukan kebutuhan pelatihan, (c) evaluasi pencapaian
tujuan perusahaan, (d) informasi untuk identifikasi tujuan, (e) evaluasi
terhadap system sumber daya manusia, dan (f) penguatan terhadap
kebutuhan pengembangan perusahaan.
C. Proses Penilaian Kinerja
Proses penilaian kinerja terdiri dari beberapa tahap. Bilamana
penilaian kinerja harus dikaitkan dengan usaha pencapaian kinerja yang
diharapkan, maka sebelumnya harus ditentukan tujuan-tujuan setiap
pekerjaan, kemudian penentuan standar atau dimensi-dimensi kinerja serta
ukurannya, diikuti dengan penentuan metode penilaian, pelaksanaan, dan
evaluasi. Proses penilaian kinerja antara lain adalah sebagai berikut:
Penentuan sasaran sebagaimana telah disebutkan harus spesifik,
terukur, menantang dan didasarkan pada waktu tertentu. Di samping itu
perlu pula diperhatikan proses penentuan sasaran tersebut, yaitu
diharapkan sasaran tugas individu dirumuskan bersama-sama antara atasan
dan bawahan.
- Penentuan standar kinerja
Pentingnya penilaian kinerja menghendaki penilaian tersebut harus
benar-benar objektif, yaitu mengukur kinerja karyawan sesungguhnya yang
disebut dengan job related. Sistem penilaian kinerja harus mempunyai
standar, memiliki ukuran yang dapat dipercaya dan mudah digunakan
.
- Penentuan metode dan pelaksanaan penilaian
Metode yang dimaksud adalah pendekatan atau cara serta perlengkapan
yang digunakan seperti formulir dan pelaksanaannya. Metode-metode itu
seperti metode perbandingan, tes, dan lain-lain.
Evaluasi penilaian merupakan pemberian umpan balik kapada pegawai
mengenai aspek-aspek kinerja yang harus diubah dan dipertahankan serta
berbagai tindakan yang harus diambil, baik oleh organisasi maupun
pegawai dalam upaya perbaikan kinerja pada masa yang akan datang.
D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penilaian
Melaksanakan penilaian prestasi kerja yang baik bukanlah suatu hal
yang mudah. Ada berbagai faktor baik eksternal maupun internal yang akan
mempengaruhi penilaian terhadap prestasi kerja pegawai. Berbedanya
lingkungan dan bentuk organisasi serta kurangnya kemampuan dan motivasi
penilai dalam melaksanakan penilaian dapat mempengaruhi penilaian yang
dilakukan sehingga bisa mengakibatkan bias dalam penilaian, apalagi
ukuran-ukuran yang digunakan bersifat kualitatif
- Lingkungan Eksternal Organisasi
Lingkungan sekitar organisasi dari hari ke hari akan terus
menempatkan tuntutan-tuntutan terhadap organisasi dan pegawainya untuk
meningkatkan produktivitas kerjanya. Lingkungan akan semakin kompetitif
dalam berbagai bidang, karena berbagai perubahan yang demikian pesatnya,
sehingga adanya kinerja organisasi yang memiliki tingkat keunggulan
kompetitif (competitive advantage) dan keunggulan komparatif
(comparative advantage) akan menjadi suatu hal yang sangat penting.
- Lingkungan Internal Organisasi
Karakteristik masing-masing organisasi itu sendiri juga akan
mempengaruhi penilaian kinerja pegawai. Dalam struktur organisasi
tersebut akan menentukan siapa yang akan bertanggung jawab untuk
menilai. Dalam struktur organisasi yang menghargai rantai komando,
sebagaimana dalam organisasi pemerintah, maka yang menjadi atasan
langsung pegawailah yang akan.
E. Metode Penilaian Kinerja
Metode atau teknik penilaian kinerja karyawan dapat digunakan dengan pendekatan yang berorientasi masa lalu dan masa depan.
- Metode Penilaian Berorientasi Masa Lalu
Ada beberapa metode untuk menilai prestasi kinerja di waktu yang
lalu, dan hampir semua teknik tersebut merupakan suatu upaya untuk
meminimumkan berbagai masalah tertentu yang dijumpai dalam
pendekatan-pendekatan ini. Dengan mengevaluasi prestasi kinerja masa
lalu, karyawan dapat memperoleh umpan balik dari upaya-upaya mereka.
Umpan balik ini selanjutnya bisa mengarah kepada perbaikan-perbaikan
prestasi. Teknik-teknik penilaian ini meliputi :
- Skala peringkat (Rating Scale)
Merupakan metode yang paling tua dan paling banyak digunakan dalam
menilai prestasi, dimana para penilai diharuskan melakukan suatu
penilaian yang berhubungan dengan hasil kerja karyawan dalam skala-skala
tertentu, mulai dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi.
- Daftar pertanyaan (Checklist)
Penilaian berdasarkan metode ini terdiri dari sejumlah pertanyaan
yang menjelaskan beraneka macam tingkat perilaku bagi suatu pekerjaan
tertentu. Penilai tinggal memilih kata atau pertanyaan yang
menggambarkan karakteristik dan hasil kerja karyawan.
- Metode dengan pilihan terarah (Forced Choice Methode)
Metode ini dirancang untuk meningkatkan objektivitas dan mengurangi subjektivitas dalam penilaian.
- Metode peristiwa krisis (Critical Incident Methode)
Metode ini merupakan pemilihan yang mendasarkan pada catatan kritis
penilai atas perilaku karyawan, seperti sangat baik atau sangat jelek di
dalam melaksanakan pekerjaan.
- Metode catatan prestasi
Metode ini berkaitan erat dengan metode peristiwa krisis, yaitu
catatan penyempurnaan, yang banyak digunakan terutama oleh para
professional. Misalnya penampilan, kemampuan berbicara, peran
kepemimpinan, dan aktivitas lain yang berhubungan dengan pekerjaan.
- Skala peringkat dikaitkan dengan tingkah laku (Behivior Anchored Rating Scale=BARS)
Metode ini merupakan suatu cara penilaian prestasi kerja karyawan
untuk satu kurun waktu tertentu di masa lalu dengan mengaitkan skala
peringkat prestasi kerja dengan perilaku tertentu.
- Metode peninjauan lapangan (Field Review Methode)
Di sini penyelia turun ke lapangan bersama-sama dengan ahli dari
sumber daya manusia. Spesialis sumber daya manusia mendapat informasi
dari atasan langsung perihal prestasi karyawannya, lalu mengevaluasi
berdasarkan informasi tersebut.
- Tes dan observasi prestasi kerja (Performance Test and Observation)
Karena berbagai pertimbangan dan keterbatasan penilaian prestasi
dapat didasarkan pada tes pengetahuan dan keterampilan, berupa tes
tertulis dan peragaan, syaratnya tes harus valid (sahih) dan reliable
(dapat dipercaya).
- Pendekatan evaluasi komparatif (Comparative Evaluation Approach)
Metode ini mengutamakan perbandingan prestasi kerja seseorang dengan
karyawan lain yang menyelenggarakan kegiatan sejenis. Perbandingan
demikian dipandang bermanfaat untuk manajer sumber daya manusia dengan
lebih rasional dan efektif, khususnya dalam hal kenaikan gaji, promosi,
dan pemberian berbagai bentuk imbalan pada karyawan.
- Metode Penilaian Berorientasi Masa Depan
Metode penilaian berorientasi masa depan menggunakan asumsi bahwa
karyawan tidak lagi sebagai objek penilaian yang tunduk dan tergantung
pada penyelia, tetapi karyawan dilibatkan dalam proses penilaian.
Karyawan mengambil peranan penting bersama-sama dengan pemyelia dalam
menetapkan tujuan-tujuan strategis perusahaan. Karyawan tidak saja
bertanggung jawab kepada penyelia, tetapi juga bertanggung jawab kepada
dirinya sendiri. Kesadaran ini adalah kekuatan besar bagi karyawan untuk
selalu mengembangkan diri.
- Penilaian diri sendiri (Self Appraisal)
Penilaian diri sendiri adalah penilaian yang dilakukan oleh karyawan
sendiri dengan harapan karyawan tersebut dapat lebih mengenal
kekuatan-kekuatan dan kelemahannya sehingga mampu mengidentifikasi
aspek-aspek perilaku kerja yang perlu diperbaiki pada masa yang akan
datang.
- Manajemen berdasarkan sasaran (Management By Objective)
Management by objective (
MBO) yang berarti
manajemen berdasarkan sasaran, artinya adalah satu bentuk penilaian di
mana karyawan dan penyelia bersama-sama menetapkan tujuan-tujuan atau
sasaran-sasaran pelaksanaan kerja di waktu yang akan datang. Penilaian
kinerja berdasarkan metode ini merupakan suatu alternatif untuk
mengatasi kelemahan kelemahan dari bentuk penilaian kinerja lainnya.
- Penilaian secara psikologis
Penilaian secara psikologi adalah proses penilaian yang dilakukan
oleh para ahli psikologi untuk mengetahui potensi seseorang yang
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan seperti kemampuan intlektual,
motivasi, dan lain-lain yang bersifat psikologis. Penilaian ini biasanya
dilakukan melalui serangkaian tes psikologi seperti tes kecerdasan
intelektual, tes kecerdasan emosional, diskusi-diskusi, tes kecerdasan
spiritual dan tes kepribadian, yang dilakukan melalui wawancara atau
tes-tes tertulis terutama untuk menilai potensi karyawan di masa yang
akan datang.
- Pusat penilaian (Assessment Center)
Assessment Center atau pusat penilaian adalah penilaian yang
dilakukan melalui serangkaian teknik penilaian dan dilakukan oleh
sejumlah penilai untuk mengetahui potensi seseorang dalam melakukan
tanggung jawab yang lebih besar. Dasar dari teknik ini berupa
serangkaian latihan situsional, dimana latihan ini berupa tugas
manajemen yang disimulasikan dan meliputi teknik-teknik seperti bermain
peran, analisis kasus, wawancara dan tes psikologis.
F. Pengetian Evaluasi Kinerja dan Manajemen evaluasi kinerja
Evaluasi kinerja merupakan suatu proses penilaian kinerja aparatur
yang dilakukan untuk melihat tanggung jawab pekerjaannya setiap hari
apakah terjadi peningkatan atau penurunan sehingga pemimpin bisa
memberikan suatu motivasi penunjang untuk melihat kinerja aparatur
kedepannya. Evaluasi harus sering dilakukan agar masalah yang
di hadapi dapat diketahui dan dicari jalan keluar yang baik. Manajemen
kinerja adalah suatu proses untuk menetapkan pemahaman bersama tentang
apa yang hendak dicapai serta bagaimana cara mencapainya, dan merupakan
suatu pendekatan untuk memanajemeni karyawan dengan suatu cara agar
dapat mening-katkan kemungkinan pencapaian kesuk-sesan dalam pekerjaan.
Tujuan umum manajemen kinerja adalah membangun suatu budaya dalam
perusahaan yang mendorong individu dan kelompok untuk bertanggung jawab
memperbaiki secara terus menerus kegiatan operasional perusahaan serta
kemampuan dan kontribusi mereka.
G. Fungsi Evaluasi Kinerja
Adapun fungsi evaluasi kinerja sebagai berikut:
- Memberikan balikan kepada aparatur ternilai mengenai kinerjanya.
Ketika merekrut pegawai (ternilai), aparatur harus melaksanakan
pekerjaan yang ditugaskan kepadanya sesuai dengan uraian tugas, prosedur
operasi, dan memenuhi standar kinerja.
- Alat promosi dan demo Hampir disemua sistem evaluasi kinerja, hasil
evaluasi digunakan untuk mengambil keputusan memberikan promosi kepada
aparatur ternilai yang kinerjanya memenuhi ketentuan pembarian promosi.
Promosi dapat berupa kenaikan gaji, pemberian bonus atau komisi,
kenaikan pangkat atau menduduki jabatan tertentu. Sebaliknya, jika
kinerja aparatur ternilai tidak memenuhi standar atau buruk, instansi
menggunakan hasilnya sebagai dasar untuk memberikan demosi berupa
penurunan gaji, pangkat atau jabatan aparatur ternilai.
- Alat memotivasi ternilai. Kinerja ternilai yang memenuhi
standar, sangat baik, atau superior, evaluasi kinerja merupakan alat
untuk memotivasi kinerja aparatur. Hasil evaluasi dapat digunakan
instansi untuk memotivasi aparatur agar mempertahankan kinerja yang
superior dan meningkatkan kinerja baik atau sedang.
- Penentuan dan pengukuaran tujuan kinerja. Sistem evaluasi kinerja yang menggunakan prinsip manajemen by objectives, evaluasi kinerja dimulai dengan menentukan tujuan atau sasaran kerja aparatur ternilai pada awal tahun.
- Konseling kinerja buruk. Evaluasi kinerja, tidak semua
aparatur mampu memenuhi standar kinerjanya atau kinerjanya buruk. Hal
itu mungkin karena ia menghadapi masalah pribadi atau ia tidak berupaya
menyelesaikan pekerjaannya secara masksimal.
- Pemberdayaan aparatur. Evaluasi kinerja merupakan alat untuk
memberdayakan aparatur agar mampu menaiki tangga atau jenjang karier.
Evaluasi kinera menentukan apakah kinerja aparatur dapat dipergunakan
sebagai ukuran untuk meningkatkan kariernya.
H . Tujuan Evaluasi Kinerja
Evaluasi kinerja merupakan sistem formal yang digunakan untuk
mengavaluasi kinerja pegawai secara periodik yang ditentukan oleh
organisasi, adapun tujuan dari evaluasi kinerja antara lain :
- Pengembangan
Dapat digunakan untuk menentukan pegawai yang perlu dtraining dan
membantu evaluasi hasil training. Dan juga dapat membantu pelaksanaan
Conseling antara atasan dan bawahan sehingga dapat dicapai usaha-usaha
pemecahan masalah yang dihadapi pegawai.
- Pemberian Reward
Dapat digunnakan untuk proses penentuan kenaikan gaji, insentif dan
promosi. Berbagai organisasi juga menggunakan untuk membarhentikan
pegawai.
- Motivasi
Dapat digunakan untuk memotivasi pegawai, mengembangkan
inisiatif, rasa tanggungjawab sehingga mereka terdorong untuk
meningkatkan kinerjanya.
- Perencanaan SDM
Dapat bermanfaat bagi pengembangan keahlian dan keterampilan serta perencanaan SDM.
- Kompensasi
Dapat memberikan informasi yang digunakan untuk menentukan apa yang
harus diberikan kepada pegawai yang berkinerja tinggi atau
rendah dan bagaimana prinsip pemberian kompensasi yang adil.
- Komunikasi
Evaluasi merupakan dasar untuk komunikasi yang berkelanjutan antara atasan dan bawahan menyangkut kinerja pegawai.
http://jhonmiduk8.blogspot.com/2014/03/kinerja-perusahaan.html
https://anaknglaban.wordpress.com/2014/07/10/penilaian-kinerja-karyawan/
http://www.psychologymania.com/2012/10/proses-penilaian-kinerja.html
https://mpzainuddin90049.wordpress.com/2010/05/11/faktor-yang-mempengaruhi-penilaian/
http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=16742
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/454/jbptunikompp-gdl-naslenmerr-22693-2-babii.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar